Wa laa taj'al mushiibatanaa fii diininaa, wa laa taj'alid-dunyaa akbaro hamminaa, wa laa mablagho 'ilminaa.
Artinya:
(Ya Allah) Janganlah Engkau jadikan musibah pada kami menimpa agama kami. Janganlah Engkau jadikan dunia (harta dan kemewahan) sebagai cita-cita terbesar kami, jangan juga sebagai tujuan utama dari ilmu kami.
Tentang Doa:
Doa Berlindung Dari Keburukan Doa Agar Musibah Tidak Menimpa Agama Dan Agar Dunia Bukan Sebagai Tujuan وَلَا تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِي دِيْنِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا Wa laa taj'al mushiibatanaa fii diininaa, wa laa taj'alid-dunyaa akbaro hamminaa, wa laa mablagho 'ilminaa. (Ya Allah) Janganlah Engkau jadikan musibah pada kami menimpa agama kami. Janganlah Engkau jadikan dunia (harta dan kemewahan) sebagai cita-cita terbesar kami, jangan juga sebagai tujuan utama dari ilmu kami. HR. At-Tirmidzi V/528 no.3502, An-Nasa'I dalam As-Sunan Al-Kubro VI/106, Al-Hakim I/528 dan Ibnu As-Sunny dalam Amalul Yaum wa Al-Lailah no.445. Derajat hadits tersebut hasan (baik), sebagaimana dinyatakan oleh syaikh Al-Albani di dalam Shohih Sunan At-Tirmidzi III/168 no.2783 dan Shohih Al-Jami’ I/400. Keterangan: Makna “Janganlah Engkau jadikan musibah pada kami menimpa agama kami”: janganlah Engkau menimpakan kepada kami suatu musibah yang menyebabkan berkurang atau hilangnya agama dan keimanan kami, seperti musibah berbuat kemurtadan, kemusyrikan dan kekufuran, atau memiliki keyakinan yang sesat dan batil, atau melalaikan kewajiban dan bermalas-malasan dalam menjalankan ketaatan, melakukan hal-hal yang haram, atau berkuasanya orang-orang kafir dan munafik atas kaum muslimin dsb. Demikianlah maksud doa Nabi di atas, karena musibah dalam urusan agama merupakan sebesar-besarnya musibah yang menimpa seorang hamba di dunia, dan hal ini akan menyebabkan kesengsaraan dan kebinasaannya di akhirat kelak. Sumber: https://abufawaz.wordpress.com/2013/02/01/musibah-terbesar-adalah-musibah-yang-menimpa-agama-seorang-hamba